fashingnet.com- Rapat Akbar Sepak bola Nasional yang rencananya akan dilaksanakan oleh Forum Pengprov PSSI (FPP) pada tanggal 18 Desember 2011 dinilai bukan merupakan kegiatan resmi PSSI.
Hal itu ditegaskan oleh Juru Bicara PSSI, Eddie Elison di kantor PSSI. Ia mengatakan Rapat akbar yang mengatasnamakan sekelompok Pengurus Provinsi PSSI dan klub itu hanya sekedar pertememuan biasa.
"Jadi saudara tentu bisa maklum kalau sampai terjadi pertemuan itu, tentu hasilnya pun tidak terkait dengan PSSI," katanya, Kamis (15/12/2011).
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Legal PSSI, Finanta Rudy yang menyebut jika hasil dalam pertemuan biasa tersebut ada upaya pelanggaran terhadap Statuta, maka tentunya akan ada sanksi terhadap yang bersangkutan.
"Dan itu akan ditindaklanjuti oleh Badan Peradilan PSSI," imbuhnya.
Sebelumnya, FPP berencana akan menggelar rapat akbar di Jakarta yang rencananya dilakukan 18 Desember 2011. Ketua FPP yang juga Ketua Pengprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Irianto mengungkapkan, pihaknya akan memanggil semua anggota PSSI yang terdiri dari 580 anggota.
"Sikap dari 29 Pengprov menyatakan sikap prihatin. Carut marut dan sangat membingungkan, adanya dualisme kompetisi, hukuman klub-klub ISL dan lain sebagainya, itu bentuk-bentuk keprihatinan," katanya di Hotel Borobudur, kemarin.
Sementara itu, Ketua Pengprov PSSI Maluku Utara, M. Iqbal Ruray menegaskan Rapat Akbar itu menjurus kepada Kongres Luar Biasa (KLB). Hal ini terjadi jika permintaan FPP yang tertuang dalam 10 poin tidak dijalankan oleh pengurus PSSI.
"Otomatis KLB jalan terakhir. Kalau terjadi KLB, maka secara menyeluruh menyangkut dengan pergantian pengurus PSSI akan terjadi," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Pengprov DKI Jakarta, Hardi. Ia menganggap Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin sudah menjalankan amanahnya sekitar empat bulan, namun banyak keputusannya tidak sesuai dengan konsensus yang telah disepakati sebelumnya.
"Keputusan Ketum (ketua umum) lebih banyak melindungi kelompok tertentu, yang benar dia katakan salah, yang salah dia katakan benar. Contoh Persija yang ada Bambang Pamungkas dibilang salah dan diganti Jakarta FC," paparnya.
"Yang dia (Ketua Umum PSSI) pikirkan menyelamatkan kepentingan kelompok dengan LPI-nya. Ini bukan fitnah. Ke depan kami berpikir, kami mencari seorang Ketum yang tidak memihak kepada satu golongan, dia bisa amanah dan mengayomi seluruh sepak bola Indonesia," tandasnya.
"Pilihannya KLB atau Djohar Arifin mengudurkan diri karena sudah tidak amanah. Saya adalah K-78 yang habis-habisan mendukung Djohar Arifin, tapi apakah dengan kenyataan ini kita tetap dukung. Tidak, kesalahan Ketum sudah tidak bisa dimaafkan, tidak ada rekonsiliasi," pungkasnya.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
Judul : PSSI: Rapat Akbar Bukan Agenda PSSI
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang PSSI: Rapat Akbar Bukan Agenda PSSI secara lengkap dan detail.